Rabu, 18 September 2013
The Scout Law
1. A Scout’s honour is to be trusted.
2. A Scout is loyal.
3. A Scout’s duty is to be useful and to help others.
4. A Scout is a friend to all and a brother to every other Scout.
5. A Scout is courteous.
6. A Scout is a friend to animals.
7. A Scout obeys orders of his parents, Patrol Leader or Scoutmaster without question.
8. A Scout smiles and whistles under all difficulties.
9. A Scout is thrifty.
10. A Scout is clean in thought, word and deed
1. A Scout’s honour is to be trusted.
2. A Scout is loyal.
3. A Scout’s duty is to be useful and to help others.
4. A Scout is a friend to all and a brother to every other Scout.
5. A Scout is courteous.
6. A Scout is a friend to animals.
7. A Scout obeys orders of his parents, Patrol Leader or Scoutmaster without question.
8. A Scout smiles and whistles under all difficulties.
9. A Scout is thrifty.
10. A Scout is clean in thought, word and deed
Atau di Indonesia disebut dengan Dasa Dharma Pramuka
DASADARMA (SK Kwarnas no 36/ KN/79)
1. Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
PESAN BADEN POWELL
(terjemahan Bhs. Indonesia)
Pandu – pandu yang tercinta, *)
Jika kalian pernah melihat sandiwara “Peter Pan”, maka kalian akan
mengetahui apa sebabnya para perompak laut selalu meninggalkan surat
wasiat sebelum dia meninggal. Ini disebabkan karena mereka takut tak sempat
mengeluarkan isi hatinya jika saat menutup mata tiba. Demikian pulalah aku.
Walau waktu ini aku belum meninggal, namun hal itu pada suatu saat akan tiba
juga bagiku. Oleh karena itu, aku ingin menyampaikan pesan sekedar kata
perpisahan untuk minta diri. Ingatlah ini, merupakan pesanku yang terakhir.
Oleh karena itu aku ingin kalian merenungkannya.
Hidupku sangat berbahagia, mudah – mudahan kalian juga merasakan
kebahagian itu dalam hidupmu. Saya yakin, Tuhan menciptakan kita dalam
dunia yang indah ini untuk hidup bergembira dan berbahagia. Kebahagiaan
tidak timbul dari kekayaan, juga tidak dari pangkat yang mnguntungkan
atau dari kesenangan pribadi. Jalan kearah hidup berbahagia ialah
menjadikan dirimu lahir dan batin selalu sehat dan kuat ketika masih kanak –
kanak, sehingga kalian dapat berguna bagi sesamamu dan dapat menikmati
hidup jika nanti telah dewasa.
Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam dirimu, bahwa
betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang telah diciptakan Tuhan
untuk kita nikmati. Oleh karena itu lebih baik kita mencari kebagusannya
dari pada kejelekannya. Jalan ke arah bahagia adalah membahagiakan
orang lain. Usahakanlah andaikata kalian meninggalkan dunia ini, dalam
keadaan lebih bagus dari waktu kalian masih hidup.
Dan bila tiba giliran kalian untuk meninggalkan dunia ini, maka kalian akan
meninggalkannya dengan rasa puas; karena kalian tidak menyia-nyiakan
dirimu, tetapi telah mempergunakannya sebaik – baiknya. Bersiaplah untuk
hidup dan mati dengan bahagia. Resapkanlah hal itu dalam “Janji Pandu”,
meskipun saat nanti kalian bukanlah anak – anak lagi,- dan Tuhan akan
melimpahkan pertolongan kepada kalian dalam setiap usaha.
Kawan kalian,
BADEN POWELL
*) Surat ini ditemukan dalam berkas surat milik Baden Powell setelah dia lama
meninggal. Mungkin surat ini ditulis jauh sebelum dia meninggal.
Terjemahannya diusahakan sesuai dengan aslinya.
Sabtu, 18 Mei 2013
Arti
kiasan lambang Pramuka dunia
- Kompas : Melambangkan suatu peringatan bagi Pandu/ Pramuka agar selalu berbuat kebenaran dan dapat dipercaya seperti fungsi kompas, serta tetap menjaga cita-citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan.
- Treefoil / Bunga dengan Tiga Ujung : Melambangkan tiga janji Pandu / Scout Promise
- Dua Bintang : melambangkan anggota Pandu/ Pramuka berupaya untuk dapat memberi penerangan dan menolong dalam kebenaran dan pengetahuan.
- Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati : melambangkan bahwa sesama Pandu/ Pramuka mengadakan hubungan persahabatan dan persaudaraan antar Pramuka di seluruh dunia.
- Warna : Putih melambangkan jiwa yang berhati suci, sedangkan warna dasar ungu melambngkan bahwa Pandu/ Pramuka memiliki ketrampilan kepemimpinan dan suka menolong orang lain.
Arti
kiasa lambang Pramuka Indonesia
- Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas kelapa)
- Buah nyiur tahan lama. ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani rohaninya kuat dan ulet.
- Nyiur dapat tubuh di berbagai jenis tanah. Ini mengandung arti, pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun.
- Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, Setiap ppramuka memiliki cita - cita yang tinggi.
- Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar - dasar yang kuat.
- Nyiur pohon yang serbaguna. ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama
- Lambang sepuluh api yang berkobar melambangkan dasa darma
- Padi dan kapas melambangkan kesuburan di bidang pangan dann sandang.
- Bintang melambangkan lima Sila Pancasila
BIOGRAFI PENCIPTA LAGU
HYMNE SATYA DHARMA PRAMUKA
HUSEIN MUTAHAR
Husein Mutahar (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 5 Agustus
1916 – meninggal di Jakarta, 9 Juni 2004
pada umur 87 tahun), atau lebih dikenal dengan nama H. Mutahar, adalah
seorang komposer musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu kebangsaan dan
anak-anak. Lagu ciptaannya yang populer adalah himne Syukur
(diperkenalkan Januari 1945) dan mars Hari Merdeka (1946). Karya
terakhirnya, Dirgahayu Indonesiaku, menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50
Kemerdekaan Indonesia.
Ia
mengenyam pendidikan setahun di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada periode
1946-1947, setelah tamat dari MULO B (1934) dan AMS A-I (1938). Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai
Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Jogjakarta, kemudian
menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Jogjakarta (1947). Selanjutnya, ia
mendapat jabatan-jabatan yang meloncat-loncat antardepartemen. Puncak kariernya adalah sebagai Duta Besar RI di Tahta Suci (Vatikan)
(1969-1973). Ia diketahui menguasai paling tidak enam bahasa secara aktif.
Jabatan terakhirnya adalah sebagai Penjabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar
Negeri (1974).
Mutahar
aktif dalam kegiatan kepanduan. Ia adalah salah seorang tokoh utama Pandu
Rakyat Indonesia, gerakan kepanduan independen yang berhaluan
nasionalis. Ia juga dikenal anti-komunis. Ketika seluruh gerakan kepanduan
dilebur menjadi Gerakan Pramuka,
Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya. Namanya juga terkait dalam mendirikan
dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), tim yang
beranggotakan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia
yang bertugas mengibarkan Bendera Pusaka
dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan
RI.
Mutahar meninggal dunia di Jakarta pada usia hampir 88
tahun akibat sakit tua. Selama hidupnya ia tidak pernah menikah.
Diantara riwayat pekerjaan beliau adalah sebagai berikut:
1.
Guru Bahasa Belanda di SD Islam swasta di Pekalongan
2.
Wartawan berita kota dari Surat Kabar berbahasa
Belanda “Het Noorden” di Semarang tahun 1938,
3.
Klerk di Cosultatie Bureau der Afdeling Nijverheid
voor Noord Midden Java, Departement Ekonomische Zaken, 1939-1942
4.
Sekretaris Keizai Bucho (Kepala Bagian Ekonomi) Kantor
Gubernur Jawa Tengah, 1943.
5.
Pegawai Rikuyu Sokyoku (Jawatan Kereta Api Jawa Tengah
Utara) di Semarang, 1943-1948.
6.
Sekretaris Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia,
1945-1946
7.
Ajudan III, kemudian Ajudan II Presiden Republik
Indonesia 1946-1948.
8.
Pegawai Departemen Luar Negeri Republik Indonesia,
1969 – 1979.
9.
Diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka (Dirjen Udaka)
Departemen P&K, 1966-1968.
10.
Diangkat menjadi Duta Besar Republik Indonesia pada
Tahta Suci di Vatikan, 1969-1973.
11.
Direktur Protokol Departemen Luar Negeri merangkap
Protokol Negara, 1973-1974
12.
12.
12.
InspekturJenderal Departemen Luar Negeri dan selama 16
bulan, merangkap Direktur Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri,
merangkap Kepala Protokol Negara, 1974.
13.
Pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil, golongan IVe.
Sementara
pengalaman berorganisasi beliau adalah sebagai berikut:
1.
Pemimpin Pandu dan Pembina Pramuka, 1934-196.
2.
Anggota Partai Politik, 1938 – 1942
3.
Kepala Sekolah Musik di Semarang, sebagai tempat
penanaman, penyebaran, dan pengobaran semangat kebangsaan Indonesia, dan
sebagai gerakan penyebaran semangat melawan Jepang dan kamuflase gerakan
subversi melawan Jepang, 1942-1945
4.
Anggota AMKRI (Angkatan Muda Kereta Api Indonesia) di
Semarang, 1945.
5.
Anggota BPRI (Badan Pemberontak Rakyat Indonesia) Jawa
Tengah, 1945.
6.
Anggota redaksi majalah ‘Revolusi Pemuda’ 1945-1946.
7.
Gerilya, 1948-1949
8.
Ikut mendirikan dan bergerak sebagai pemimpin Pandu
serta kemudian menjadi anggota Kwartir Besar Organisasi Persatuan dan Kesatuan
Kepanduan Nasional Indonesia "Pandu Rakyat Indonesia", 28-12-1945
s.d. 20-5-1961
9.
Ikut mendirikan dan bergerak sebagai Pembina Pramuka,
duduk sebagai anggota Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Andalan Nasional
Urusan Latihan, 1961-1969
10.
Sekretaris Jenderal Majelis Pembimbing Nasional
Gerakan Pramuka, 1973 -1978, dan anggota biasa, 1978-2004.
Langganan:
Postingan (Atom)
Blog Archive
About Me
- Unknown