Rabu, 24 April 2013
KODE KEHORMATAN

PENDAHULUAN

1.    Kode Kehormatan adalah suatu norma/ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi pekerti) yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya.

2.    Kode Kehormatan Pramuka ialah suatu norma dalam kehidupan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku Pramuka di masyarakat.

3.    Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas :
    Satya Pramuka : merupakan janji Pramuka Penegak.
    Dasa Dharma Pramuka : Merupakan pedoman dalam kehidupan atau ketentuan moral bagi Pramuka Penegak.

TRISATYA PRAMUKA.
    Satya Pertama : sebagai orang seorang (individual) berjanji dengan sungguh-sungguh melaksanakan sesuatu demi kehormatannya.

Orang yang membiasakan diri ingkar janji adalah orang yang sukar dipercaya, seorang anggota Pramuka berpegang teguh pada janjinya.

Seorang anggota Gerakan Pramuka, mengakui adanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Yang paling berkuasa terhadap segala sesuatu di dalam dunia dan alam sejagat ini, dan bahwa setiap anggota gerakan Pramuka harus melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan, yakni menyembah-Nya dan melaksanakan ajaran-ajaran-Nya dengan tekun.

Seorang Pramuka berjanji akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Negara yang memiliki keanekaragaman terkaya di dunia ini (budaya, alam, agama, adat istiadat, suku dan sebagainya). Mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity) serta melihat dinamika perkembangan  bangsa ini. Setiap anggota Gerakan Pramuka memikul tanggungjawab untuk mengisi dan membela kemerdekaan Republik Indonesia yang tinggi keanekaragaman nya ini  dan membangunnya dengan sungguh-sungguh untuk keselamatan semua, tiada yang terkecuali.

Seorang anggota Gerakan Pramuka, sesudah mempelajari kelima sila dari Pancasila, maka ia tidak akan tinggal diam sebelum sila-sila itu diamalkan didalam kehidupan sehari-hari.

Seorang anggota Gerakan Pramuka tidak mau menjadi anggota NATO dalam pengertian No Action Talk Only (tiada perbuatan atau tindakan, bicara atau omong aja).

    Satya Kedua : berjanji bersungguh-sungguh menolong sesama hidup, terutama sesama manusia juga flora dan fauna serta organisme-organisme mikro yang melimpah disekitar kita. Menolong sesama manusia karena menyadari bahwa tanpa manusia manusia tidak akan menjadi manusia, artinya kemanusiaan manusia hanya dapat berkembang dalam pergaulan sesama manusia. Dengan perkataan lain, pendekatan holistik terhadap alam sejagat, termasuk manusia, itulah yang dipahami dan dipraktekkan.

Pramuka Penegak harus ikut serta membangun masyarakat, melalui berbagai program dan kegiatan masyarakat tempat hidup atau bermukim.

    Satya Ketiga : menepati Dasadharma  baik nilai-nilai etis – religius, nilai-nilai sosial budaya maupun nilai-nilai sosial ekonomi. Untuk dijadikan  pedoman dan pengaruh tingkah laku sehari-hari, didalam pergaulan dengan sesama manusia.


DASA DHARMA PRAMUKA
1.    Pramuka Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa ; Ia disadarkan akan kedudukannya sebagai makhluk lemah yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Maha Pencipta,Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, pendeknya kekuatan dan kekuasaan yang membuat dirinya kecil di hadapan Allah dan ia akan berupaya dengan sungguh¬sungguh untuk mematuhi dan melaksanakan semua ajaran-Nya, agar hidupnya diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa, agar ia dapat hidup dengan sesama manusia suasana damai mengharungi kehidupan di dunia yang fana ini.
Pramuka takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, takwa artinya keinsafan yang diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Kesalehan hidup selalu dikejar oleh setiap anggota Gerakan Pramuka. Dengan perkataan lain, seorang anggota Gerakan Pramuka harus berusaha dengan sungguh sungguh dan terus menerus untuk memelihara sifat diri agar tetap taat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Disebut berusaha dengan sungguh-sungguh, karena di dalam kehidupan ini manusia, termasuk anggota Gerakan Pramuka, tidak luput dari berbagai cobaan dan pengaruh pengaruh buruk yang terdapat di dalam masyarakat. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tidaklah berarti bahwa manusia atau anggota Gerakan Pramuka itu menjadi ‘malaekat’, tiada malaekat di dunia yang fana ini, karena 'malaekat' adalah 100% baik, artinya jika seorang manusia sudah menjadi 'malaekat' maka ia sudah di surga, tidak di dunia ini lagi.

2.    Pramuka cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Di sini jelas, bahwa manusia walaupun penting  namun hanyalah sebagian kecil dari alam sejagat sebagimana dikemukakan diatas, dan untuk kemaslahatannya, manusia yang pramuka itu mencintai alam semesta ini, baik benda mati apalagi benda hidup, serta menyayangi sesama manusia karena setiap kali ia bertemu dengan sesama manusia maka ia juga melihat dirinya sendiri didalam sesama manusia itu. Dengan sikap mental seperti ini, maka menyayangi sesama manusia adalah juga mengasihi diri sendiri, sehingga manusia disadarkan untuk memperlakukan sesama manusia sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri.
Darma kedua ini menegaskan, bahwa sesama manusia itu adalah juga bagian dari alam, dan kita harus mencintai alam dan sesama manusia. Di sini juga jelas, bahwa tidak disebut sesama manusia yang satu suku, yang satu agama, yang satu budaya, dan sebagainya, tidak, tetapi semua manusia tanpa membedakan suku, agama, ras, dan sebagainya. Perhatikan pernyataan di atas, bahwa semua manusia sama di dunia ini, karena mereka itu tiada yang berhak memilih ibu bapaknya. Jika kita mencintai atau kasih sayang sesama manusia, maka pada hakikatnya kita juga mencintai diri kita sendiri, karena diri kita sendiri ada di dalam diri sesama manusia itu. Di dalam istilah sehari hari dikatakanlah simpati, empati, dan sebagainya, namun istilah istilah ini masih membuat jarak antara seorang manusia dengan manusia lain. Tetapi jika kita memperlakukan sesama manusia seperti diri kita sendiri, maka pada hakikatnya jarak tersebut tidak ada lagi.

3.    Pramuka patriot yang sopan dan kesatria. Seorang pramuka adalah pejuang yang cinta negara¬ bangsanya dan mau berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran negara bangsanya, ia adalah pembela tanah air yang tidak menyombongkan diri, tetapi yang baik budi bahasanya serta berpegang teguh pada perumpamaan nenek moyang bak ilmu padi, kian berisi kian runduk. Ia adalah juga kesatria atau pemberani untuk membela yang benar; tidak mengenal mundur setapak sekalipun untuk mempertahankan dan memperjuangkan kebenaran.
Patriot yang sopan dan kesatria diperlukan bukan hanya pada waktu negara bangsa mengalami kemelut atau krisis, baik krisis moneter, ekonomi, krisis nilai nilai, termasuk krisis kepercayaan, namun diperlukan setiap hari, karena kita menghadapi masalah di dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan orang orang yang mau dan mampu memecahkannya demi kesejahteraan bersama. Seorang anggota Gerakan Pramuka mempersiapkan diri dan dipersiapkan untuk menjadi seseorang yang mau dan mampu 'mengenali atau mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah secara rinci dan tersurat, dan memecahkan masalah', baik masalah pribadi terlebih masalah masyarakat atau masalah dalam hidup bersama. Dengan perkataan lain, ia dipersiapkan menjadi penemu masalah (problem finder) dan pemecah masalah (problem solver) demi kepentingan bersama.

4.    Pramuka patuh dan suka bermusyawarah. Seorang pramuka adalah manusia yang memperlakukan sesamanya seperti dirinya sebagaimana sudah dikemukakan di atas, ia menaati peraturan-peraturan di dalam berkomunikasi antar sesama manusia, terutama di dalam bermusyawarah untuk meraih mufakat dan ia menyukai musyawarah, karena di sanalah setiap orang itu dimanusiakan (diwong ke). Di dalam bermusyawarah itulah dirinya rasa cinta kasih yang sudah diungkapkan sikap yang demokratis, yakni menghargai perbedaan pendapat, namun jika sudah diputuskan bersama dan keputusan itu milik bersama, maka tentu wajib dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan bersama.
Seorang pramuka melaksanakan tata aturan bergaul dan bermasyarakat secara konsisten atau runtut taut; ia tidak  senang dan akan berusaha menjauhi sikap acuh tak acuh dan sikap 'neko-neko' yang tidak tegas. Seorang pramuka yang patuh dalam mengikuti tata aturan bermusyawarah akan mengungkapkan tingkah laku yang demokratis (demos rakyat; cratein=berkuasa) yang benar-benar menghargai dan memanfaatkan prakarsa atau inisiatif orang seorang untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.

5.    Pramuka rela menolong dan tabah. Seorang pramuka rela memberi pertolongan, terutama kepada mereka yang benar benar sangat memerlukan bantuan itu. Disadarinya, bahwa jika kita rela memberi pertolongan kepada orang lain, maka sudah pasti akan ada orang lain yang akan membantu kita. Di dalam menghadapi kenyataan hidup, terutama tantangan, dan permasalahan serta cobaan, pramuka mengungkapkan sikap tenang dan ketetapan hati yang luar biasa. Berbagai cobaan yang timbul dihadapinya dengan ketenangan dan tidak bingung, sehingga kemampuannya untuk memecahkan persoalan atau masalah dapat berlangsung mangkus atau efektif.
Seorang pramuka memang selalu berusaha menanam, memupuk dan mengembangkan di dalam dirinya ‘rasa cinta-kasih’ dikemukakan di atas yang akan menjadi dasar bagi kesukarelaannya untuk berbuat sesuatu apapun, terlebih untuk memberi pertolongan kepada mereka yang memerlukan pertolongan itu. Di dalam menghadapi berbagai permasalahan masyarakat, baik masyarakat umum maupun sesama pramuka, terutama di dalam menghayati, memahami dan menghadapi berbagai cobaan, ujian dan kesulitan, seorang pramuka menunjukkan sikap tabah, ketetapan hati dan keberanian untuk mencari, mengusahakan dan menemukan serta melaksanakan tata cara pemecahan masalah masalah secara mangkus.

6.    Pramuka rajin, terampil, dan gembira. Seorang pramuka suka bekerja, belajar dan berdoa giat sepanjang hayat, artinya ia bergiat dengan kesungguhan serta mengharapkan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia memahami bahaya yang dapat terjadi yang terungkap di dalam perumpamaan, "Malas bantal setan ", sehingga ia selalu berusaha melawan rasa malas di dalam dirinya, dan ia sangat tidak senang melihat seseorang yang malas. Ia juga berusaha untuk menguasai keterampilan yang relevan yang dapat dijadikan bekal untuk mencari nafkah sesehari, jika nanti sudah tiba saatnya untuk itu ¬artinya ia mampu melaksanakan perumpamaan nenek moyang, 'Sedia payung sebelum hujan! " Di samping itu, seorang pramuka ‘selalu’ gembira dan di dalam pergaulannya dengan sesama manusia, baik yang sudah anggota Gerakan Pramuka maupun yang belum serta masyarakat umum, ia 'selalu' menyenangkan dan membesarkan hati.
Seorang pramuka menggunakan waktunya sebaik-baiknya, karena menyadari bahwa waktu yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap manusia adalah sama jumlahnya, hanya 24 jam sehari, dan itulah yang paling berharga. Dipahami juga oleh anggota Gerakan Pramuka, bahwa jika waktu itu sudah berlangsung maka ia tidak mungkin kembali lagi, oleh karena itu janganlah sia siakan waktu yang berharga itu. Manfaatkanlah waktu itu sebaik¬-baiknya untuk kemaslahatan sendiri maupun bersama: "membaca, menulis, melakukan pekerjaan tangan, berolahraga, dan kegiatan kegiatan produktif lain "

7.    Pramuka hemat, cermat, dan bersahaja. Seorang pramuka tidak akan membelanjakan uang lebih besar daripada uang saku yang disediakan orang tuanya besar pasak dari pada tiang!, dan tidak akan menghambur hamburkan uang artinya menggunakannya untuk hal hal yang kurang perlu; ia juga berhati hati di dalam memanfaatkan uang, artinya tindakannya selalu didahului oleh pemikiran dan penelitian yang seksama sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Di samping itu, seorang pramuka tidak bertingkah laku berlebih lebihan, ia sederhana, karena kesederhanaan merupakan nilai hidup yang bermakna tinggi yang perlu dihayati oleh setiap orang.
Seorang pramuka selalu mengajukan pertanyaan kepada dirinya sendiri, "Apakah tenaga, waktu, dana dapat dihemat pada waktu pelaksanaan sesuatu program atau kegiatan? Analisis biaya hasil dilakukannya dengan teliti, artinya 'hasil pekerjaan' dibandingkan dengan 'dana dan tenaga yang digunakan', dan informasi inilah yang dijadikan dasar untuk berbuat. “Ketelitian anggota Gerakan Pramuka diusahakan selalu mengembangkan nya di dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan program, karena diakui bahwa ketelitian merupakan modal penting untuk kehidupan di masadepan“ ketelitian berpikir, ketelitian menggunakan kata-kata, ketelitian memilih, ketelitian mengatur, dan sebagainya "

8.    Pramuka disiplin, berani, dan setia. Memang di dalam kehidupan manusia, disiplin memainkan peranan yang amat menentukan, artinya jika pramuka itu berbuat sesuatu dengan ketekunan dan sesuai aturan, maka biasanya ia akan selamat mengharungi hidup dengan segala liku likunya ini. Seorang pramuka juga harus berani menghadapi dan mengambil risiko, dan di dalam usaha bersama umpamanya kesetiaan seorang pramuka tidak boleh diragukan. Jika anggota Gerakan Pramuka menjanjikan sesuatu atau membuat perjanjian, maka ia harus berpegang teguh pada janji itu; tidak boleh ingkar janji dan harus setia kepada sesama mitra kerja, sesama mitra keluarga, termasuk kesetiaan antara ibu dan bapak di dalam keluarga dan masyarakat.
Keberanian pramuka dikembangkan melalui berbagai program dan kegiatan, seperti melompati aral melintang, memanjat tebing, mendaki gunung dengan berbagai kecuraman, dan menyeberangi sungai dengan arus yang beragam derasnya. Berbagai sifat alam dipelajari untuk dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan keberanian, namun tetap dengan kesiapsiagaan yang tinggi agar tetap aman, dan berbagai bahaya terhindarkan.

9.    Pramuka bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Sebagaimana sudah diuraikan di atas, maka seorang pramuka mau dan mampu memper¬tanggung jawabkan perbuatan dan memikul akibat dari perbuatannya. Ia tidak mau mengelak dari rasa tanggungiawab yang dipikulkan di atas pundaknya melalui tugas tugas yang diembannya. Ia tidak mau mengambil risiko untuk berbohong, terlebih membohongi diri sendiri dan sesama manusia. Seorang pramuka dapat dipercaya, artinya perkataannya dapat dipegang, baginya ‘ya' adalah ‘ya’ dan 'tidak' adalah 'tidak'. Seorang pramuka berusaha sekuat tenaga untuk menghayali nilai nilai etis religius dan mempraktikkannya didalam kehidupan sehari hari.
Rasa tanggungiawab seorang pramuka dikembangkan dengan sebaik baiknya, tentu sesuai usia dan kemampuannya, karena sangat disadari bahwa inilah suatu modal yang amat penting untuk masa depan. Seseorang yang berkemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya akan mampu meraih kemajuan di dalam kegiatannya di sekolah, di lembaga pendidikan luar sekolah, di dalam pergaulan dengan sesama manusia dan di dalam masyarakat umumnya. Inilah yang harus diraih oleh setiap anggota Gerakan Pramuka.

10.    Pramuka suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Seorang pramuka memahami benar, bahwa ia harus berupaya terus menerus sepanjang hayat untuk memperkecil jurang atau kesenjangan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dikehendakinya dengan apa yang dikatakannya dengan apa yang dilakukannya. Terdapat dua jenis jurang, pertama, jurang alamiah yang umumnya manusia tidak mampu berbuat banyak tentang jurang yang alamiah ini, dan kedua, jurang yang sengaja dibuat oleh manusia itu sendiri; jurang kedua inilah yang harus diusahakan untuk menghindari dan meniadakannya serta kemampuan untuk berbuat demikian memang tergantung pada manusia itu sendiri atau merupakan kewenangan manusia itu sendiri. Artinya, jika jurang itu bersih dari jurang yang disengaja' itu, maka dapatlah dikatakan, bahwa pramuka itu suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan berarti, bahwa pramuka itu sudah berusaha sekuat tenaga untuk memperkecil dan meniadakan jurang antara pikiran, perkataan dan perbuatan, yakni jurang yang 'tidak lumrah atau alamiah. Jadi pengertian suci di sini berarti bebas dari atau bersih dari jurang 'buatan manusia', jadi seperti dalam pengertian ‘suci hama’ yang artinya bebas bakteri atau steril. Seorang pramuka yang berupaya sekuat tenaga untuk tidak berbohong atau tidak berbuat curang terhadap sesama manusia berarti ia berupaya memperkecil jurang antara apa yang dipikirkan, dikatakan dan diperbuatnya. Derajat keteladanan seseorang sangat tergantung pada kemampuannya untuk 'menyucikan' pikiran, perkataan dan perbuatannya, dan hal ini berarti bahwa makin kecil jurang 'buatan' itu makin tinggilah derajat keteladanan seseorang.

PENUTUP
a.    Tri Sayta  dan Dasa Dharma Pramuka merupakan norma kehidupan Pramuka dan memancarkan kesadaran  pembangunan watak yang didapatkan dari kegiatan Kepramukaan.
b.    Tri Sayta  dan Dasa Dharma Pramuka identik dengan HARGA DIRI, KEHORMATAN DIRI .



Pelanggaran Kode Kehormatan = Jatuhnya Harga Kehormatan Diri Seorang Pramuka

0 komentar: